Kamis, 04 April 2013

Your Job isn't Your Career

Assalamualaikum...

Pagi yang indah untuk memulai menulis (halah...) well, how are you folks, hope you're in a great condition, great moment with all your loving family.. Amiin.. Oke, mungkin pagi ini topiknya agak berat maklum trainer tapi aku tahu banyak diantara kita yang apes baca juga mengalami kegalaun macam ni pula *kesambet Upin & Ipin* that's why pagi ini aku mo sharing tentang kerja dan karier.

Pertanyaan pertama, apakah pekerjaan kita saat ini adalah pekerjaan idaman yang dahulu kita inginkan? next question, apakah kita menikmati pekerjaan kita saat ini? Bila jawaban kita atas dua pertanyaan tersebut adalah iya, maka banyak-banyaklah bersyukur pada-Nya, caranya selain sering bilang Alhamdulillah, bersyukurlah dengan bekerja dengan semakin giat, lakukan yang terbaik untuk meraih cita-cita di masa mendatang. Itu *Gaya Mario Teguh*
 
Bila saat ini bukan pekerjaan idaman namun kita bisa menikmati pekerjaan itu, bersyukur juga doong, karena artinya itu kita mulai atau bahkan sudah mencintai perkerjaan yang saat ini kita geluti. Teruuuuusss kalau sekarang sedang bekerja pada pekerjaan idaman namun belum bisa enjoy dengan pekerjaan itu, yah…tetep bersyukur lah, sambil introspeksi, berkaca ke dalam diri sendiri, mengapa ini bisa terjadi? Bagian manakah yang retak dan tak sempurna? Bila sudah menemukannya coba kita perbaiki, bila nda nemu-nemu gimana? Mungkin kita bisa sejenak beristirahat dari pekerjaan. Ambilah cuti barang sebulan dua eh..sehari dua hari sambil tetap merenung lebih dalam, apakah ini benar-benar peerjaan idaman kita? Apakah di sini sekarang passion kita? Di situ kita bisa menemukan jawabnya. Insya Allah

Terakhir…apa yang harus kita lakukan kalau saat ini bukan pekerjaan idaman kita plus kita ngga bisa menikmatinya? Yaa… bersyukur jugak (teteup…) kenapa? Ya karena masih untung kita udah punya kerjaan, bayangkan berapa juta pengangguran di luar sana? Dan untuk menunjukkan syukur kita, cobalah merenung untuk kemudian mengambil salah satu keputusan dari pilihan yg aku tawarin, pertama cintai pekerjaan kita, sehingga kita bisa enjoy dengan kerjaan kita saat ini. Tapi kan bukan kerjaan idaman? Yes, I know, tapi pertanyaan selanjutnya, kalaupun bukan dream job apakah berarti pekerjaan itu tidak layak dicintai? Pasti ada banyak sisi positif mengapa kita akhirnya “memilih” pekerjaan itu meski bukan dream job. Dan sisi-sisi positif itulah yang jadi alasan kita untuk bisa mencintai dan menikmati pekerjaan kita saat ini.

Atau… pilihan kedua, kalau memang udah akut sehingga ngga ada positif-positifnya kerjaan kita, ya udah.. coba cari pekerjaan baru, raihlah dream job yang kita inginkan. Tapi kan resiko, ada keluarga yang harus dinafkahi, belum lagi adaptasi lagi dengan tempat baru, terus ini, itu. Yes of course, akan ada konsekuensi dalam setiap keputusan yang kita ambil. Just take it or leave it. Memang hidup tidak semudah ucapan Mario Teguh, namun juga tidak sesulit anggapan para pesimis. Yang penting action dulu, buat keputusan, hargai diri kita dengan menerima konsekuensi dari keputusan yang kita ambil hingga pada akhirnya kita bisa dengan damai bersyukur atas pilihan yang kita ambil

Well, that’s all, entah kesambet apa aku hari ini bisa ngoceh seenak jidat kaya gitu. Maybe next time aku akan cerita mengapa cerita di balik munculnya post kali ini serta yang ini. FYI, this is a series posting.

Wallahualam bi shawab

Wassalam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar