Senin, 08 April 2013

Perasaan

Assalamualaikum...

Hi my dearest friends... Tadinya sih mo mandi dulu, tapi karena dalam kepalaku banyak berloncatan ide untuk menulis, susah emang jadi orang cerdas ya sudahlah, sempetin dulu nulis sebentar.. awalnya sih mo dikasih judul "Tentang Rasa", tapi karena udah di-claim jadi lagunya Astrid, judulnya jadi lebih singkat as above.

Well... konon banyak yang bilang kalau manusia disebut makhluk paling sempurna karena manusia punya yang namanya akal. Ngga salah kok, at least kalau kita ngebandingin sama makhluk lain semisal hewan, malaikat, atau jin sekalipun, memang hanya manusia yang dianugerahi akal, sehingga manusia bisa berpikir, bener ngga tindakan yang dilakukan, logis ngga keputusan yang diambil. But beyond all mentioned, ada satu anugerah yang I don't know... apakah ini ngga pernah disinggung, atau ngga terlalu menarik untuk dibahas, yang menurutku justru anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT. Yaitu Rasa, atau dalam bahasan ini kita sebut PERASAAN.

In my opinion, perasaan itu terletak di hati dan mengendalikan kerja otak kanan. How could be? Ngga tau, namanya juga my opinion. But pernahkah terpikir bahwa ada banyak hal yang ngga bisa di-logika-kan namun bisa di-rasa-kan? Bisakah kita mendefinisikan secara logis apa itu CINTA? BENCI? PENGORBANAN? Tapi kalau ditanya pernahkah kita merasa cinta? merasa benci dan merasa melakukan pengorbanan? I'm sure pasti pernah.

So, di pagi yang indah di awal pekan ini, I'd remind myself and all of us. Selama kita masih diberi nafas oleh-Nya, selama itu pula kita dianugerahi rasa, perasaan, dipakai ya? Presiden kedua Indonesia tercinta, pak Harto pernah berujar, "Ojo rumongso, ning biso rumongso". Lebih kurang, terjemahan bebasnya jangan suka GR, tapi sensitiflah terhadap kebutuhan orang lain. Latihlah diri kita untuk memahami orang lain, itu adalah salah satu cara menggunakan rasa, menggunakan otak kanan kita.

Last, but not least, life is about balance, balance means threat everything as its capacity. Pagi ini aku menasehatkan ke diri sendiri dan semua yang apes baca tentang rasa, tentang otak kanan, it doesn't mean kita meminggirkan logika dan otak kiri. Noo... tremendous trainer not only inspired many people, but also not harassing other trainer and their knowledge/belief. Somehow kita harus tetap pakai keduanya, logika dan rasa, makanya kita disebut makhluk sempurna kan? Hanya saja sesuaikan dengan kapasitas atau kondisi yang melingkupinya. Insya Allah kita akan bahas lebih lanjut di posting selanjutnya. Terima kasih udah nyimak. 

Wallahualam bi shawab

Wassalam

Minggu, 07 April 2013

Tiada Asap Tanpa Ada Api, Katanya Sih...


Assalamualaikum...

Wiken kali ini aku jomblo kembali. Bukan apa-apa, sejak hari Jumat lalu, dek istli harus ke Sragen karena panggilan tugas bareng big boss-nya. So jadi semakin mati gaya lah aku, secara ngga ada yang bisa dibully diajak ngobrol di rumah. Dan salah satu cara mengusir sepi dan bloon karena ngga ada agenda, ya gini ini, update blog setelah semua pekerjaan rumah tangga kelar. Entah mengapa kalimat terakhir berasa ibu-ibu banget ya?
Eniwei, hari ini aku mau share tentang pelajaran yang didapat seminggu ke belakang. Ada banyak hikmah yang bisa aku petik dari beberapa peristiwa yang aku alamin, sekaligus melunasi hutang yang berlum terbayar pada beberapa postingan sebelumnya. Buat yang apes ngikutin blogku di tiap postingan mungkin aware, kenapa akhir-akhir ini isinya tentang kerjaan. Yahh.. tidak ada asap tanpa ada api, begitu pula tiap postingan yang terbit, tak mungkin tiada penyebab yang menjadikannya ada *tssaaahhh*
Well,  aku akan cerita dari awal, tapi jangan kabur dulu, nggak akan sepanjang sinetron di Indonesia tercinta ini kok. Yang pertama dibahas mungkin postingan ini, jujur postingan tersebut dibuat sebagai affirmasi plus pelipu lara atas harapanku yang mungkin agak terlalu tinggi terhadap peristiwa yang baru saja terjadi (waktu itu) dalam pekerjaan. Gampangnya, ketika itu aku dapat bos baru, a woman, as seen in my dream long-long ago. Dan FYI, kali ini muslim dan berjilbab. Sebelumnya aku tegaskan ya, aku ngga bermaksud melecehkan SARA, hanya bercerita sesuai kenyataan. Aku lanjutin ya, mengingat selama di ostrali ini aku sering ketemu orang Batak, Chinese and mostly beragama non Islam, tentu saja aku seneng dapat bos baru yang muslim dan berjilbab. Berharap beliau bisa meningkatkan karierku plus kemampuanku, namun yang terjadi, aku diingetin Allah untuk hal yang seperti itu jangan berharap pada manusia, berharaplah pada-Nya semata. Dan it happened, justru bos langsungku yang non Islam dan Chinese lebih care dan bisa mengerti kondisi dan needs-ku saat ini. That’s why postingan ini muncul di sejarahku
Then, menjawab pertanyaan, kenapa akhir-akhir ini munculnya postingan kerjaan? Yah..karena ternyata banyak hikmah yang justru aku bisa dapat di pekerjaan, setidaknya untuk saat ini. Tapi akibatnya postinganku jadi serius banget yak? Kagak ada lucu-lucunya sama sekali, meski lucu n garing beda tipis sih… Oke all… nice to see you today, sekarang aku mo nonton Milan dulu yaa, soalnya konon Milan kalah kalau ditayangin di tivi tapi aku ngga nonton. Mhuehehehe…

Wallahualam bi shawab

Wassalam
 






Semua gambar onion head diambil dari sinisinisini, dan sini

Kamis, 04 April 2013

Your Job isn't Your Career

Assalamualaikum...

Pagi yang indah untuk memulai menulis (halah...) well, how are you folks, hope you're in a great condition, great moment with all your loving family.. Amiin.. Oke, mungkin pagi ini topiknya agak berat maklum trainer tapi aku tahu banyak diantara kita yang apes baca juga mengalami kegalaun macam ni pula *kesambet Upin & Ipin* that's why pagi ini aku mo sharing tentang kerja dan karier.

Pertanyaan pertama, apakah pekerjaan kita saat ini adalah pekerjaan idaman yang dahulu kita inginkan? next question, apakah kita menikmati pekerjaan kita saat ini? Bila jawaban kita atas dua pertanyaan tersebut adalah iya, maka banyak-banyaklah bersyukur pada-Nya, caranya selain sering bilang Alhamdulillah, bersyukurlah dengan bekerja dengan semakin giat, lakukan yang terbaik untuk meraih cita-cita di masa mendatang. Itu *Gaya Mario Teguh*
 
Bila saat ini bukan pekerjaan idaman namun kita bisa menikmati pekerjaan itu, bersyukur juga doong, karena artinya itu kita mulai atau bahkan sudah mencintai perkerjaan yang saat ini kita geluti. Teruuuuusss kalau sekarang sedang bekerja pada pekerjaan idaman namun belum bisa enjoy dengan pekerjaan itu, yah…tetep bersyukur lah, sambil introspeksi, berkaca ke dalam diri sendiri, mengapa ini bisa terjadi? Bagian manakah yang retak dan tak sempurna? Bila sudah menemukannya coba kita perbaiki, bila nda nemu-nemu gimana? Mungkin kita bisa sejenak beristirahat dari pekerjaan. Ambilah cuti barang sebulan dua eh..sehari dua hari sambil tetap merenung lebih dalam, apakah ini benar-benar peerjaan idaman kita? Apakah di sini sekarang passion kita? Di situ kita bisa menemukan jawabnya. Insya Allah

Terakhir…apa yang harus kita lakukan kalau saat ini bukan pekerjaan idaman kita plus kita ngga bisa menikmatinya? Yaa… bersyukur jugak (teteup…) kenapa? Ya karena masih untung kita udah punya kerjaan, bayangkan berapa juta pengangguran di luar sana? Dan untuk menunjukkan syukur kita, cobalah merenung untuk kemudian mengambil salah satu keputusan dari pilihan yg aku tawarin, pertama cintai pekerjaan kita, sehingga kita bisa enjoy dengan kerjaan kita saat ini. Tapi kan bukan kerjaan idaman? Yes, I know, tapi pertanyaan selanjutnya, kalaupun bukan dream job apakah berarti pekerjaan itu tidak layak dicintai? Pasti ada banyak sisi positif mengapa kita akhirnya “memilih” pekerjaan itu meski bukan dream job. Dan sisi-sisi positif itulah yang jadi alasan kita untuk bisa mencintai dan menikmati pekerjaan kita saat ini.

Atau… pilihan kedua, kalau memang udah akut sehingga ngga ada positif-positifnya kerjaan kita, ya udah.. coba cari pekerjaan baru, raihlah dream job yang kita inginkan. Tapi kan resiko, ada keluarga yang harus dinafkahi, belum lagi adaptasi lagi dengan tempat baru, terus ini, itu. Yes of course, akan ada konsekuensi dalam setiap keputusan yang kita ambil. Just take it or leave it. Memang hidup tidak semudah ucapan Mario Teguh, namun juga tidak sesulit anggapan para pesimis. Yang penting action dulu, buat keputusan, hargai diri kita dengan menerima konsekuensi dari keputusan yang kita ambil hingga pada akhirnya kita bisa dengan damai bersyukur atas pilihan yang kita ambil

Well, that’s all, entah kesambet apa aku hari ini bisa ngoceh seenak jidat kaya gitu. Maybe next time aku akan cerita mengapa cerita di balik munculnya post kali ini serta yang ini. FYI, this is a series posting.

Wallahualam bi shawab

Wassalam...